Bismillaahirrohmaanirrohim...
Halo
gaes... jumpa lagi dengan ku, nih. Masih sama dengan blog yang kemarin ya?
Maklum, karena blog sebelah yang juga aku handle, belum terisi postingan
lagi. Huhuu... parah kan? Nah, karena blog ini lama sekali vacuumnya.
Aku mau share anything di
sini selama sepekan ini. Semoga aja kalian nggak bosen main ke sini ya... hehee
Oke
gaes, aku sebenarnya tertarik ikut challenge ini pas kebetulan blogwalking
di blognya Mbak Dinu Chan, yang kemudian aku tertantang untuk ikutan
ngeramaikan event-nya sih. dan memang aku suka dengan tema-tema sepekan
ini. Untuk hari Selasa ini, temanya tentang ini, gaes. Simak aja terus ya....
“Ceritakan secuil kisah tentang kebersamaan dengan sahabatmu,
Jika berani sebutlah namanya pada tulisanmu.”
Sebenarnya,
kalau ditanya tentang sosok sahabat, aku bingung. Seperti apa kriteria sahabat
itu. Tapi, selama ini, aku memiliki dua masa sosok sahabat yang aku temukan.
Tapi, sebelumnya, aku mau sebut untuk sosok mereka yang ada dalam membentuk
karakter aku sekarang.
Sosok Seorang Sahabat Tak Selamanya Mulus dalam Berkomunikasi
Kali
pertama aku memiliki sahabat yang benar-benar sahabat sih, waktu duduk di
Madrasah Tsanawiyah, lebih tepatnya di bangku SMP. Mereka adalah Dessy Pradita
Novita Sari, Faim Mamik, Yusia Septikasari. Mereka adalah sosok, sekaligus
figur yang mana aku bisa merasakan makna sahabat itu untuk pertama kali.
Tiap
pribadi mereka memiliki impact masing-masing buatku. Dita dengan segala
dunia imajinasinya, Yusia dengan kejutekan namun tetap jenius yang tersembunyi,
serta Mamik, pribadi cewek apa adanya yang periang dan penuh canda tawa.
Mereka
sosok yang dekat denganku, mereka yang bikin aku jatuh cinta untuk menulis.
Karena kami berambisi membuat cerita fantasi yang terinspirasi dari film Narnia
sekaligus Harry Potter. Tapi sayangnya, kami belum tuntas menyelesaikan cerita
tersebut. Masing-maisng menuliskan kisahnya berdasarkan sikap dan karakter
anak. Dan itulah yang membuat aku cukup terkenang sekali dengan sahabatku
tersebut.
Pernah
suatu hari kami bertengkar hanya karena satu kata, namun bisa memecah belah
hubungan kami. Aku dan Yusia yang selalu pulang bareng menaiki sepeda,
sedangkan Mamik dan Dita yang searah menaiki angkot. Soal di dalam kelas, Dita
duduk dengan aku, Mamik dengan Yusia. Waktu itu, Mamik yang salah paham dengan
Dita, sehingga di dalam kelas tidak ada saling sapa satu sama lain. Meski
demikian, diluar kelas, aku dan Yusia berusaha meredam amarah mereka, tanpa
sepengetahuan keduanya. Itulah yang
kurasakan saat mengenal sahabat seperti Mamik, Yusia, dan Dita. Tapi ya gitu,
komunikasinya sampai sekarang nggak lancar. Tapi, ketika meetup, baru
heboh.
Sosok Sahabat Periang namun Penuh Tanda Tanya
Ketika
aku duduk di bangku Aliyah, aku menemukan partner dalam berkomunikasi. Dan
alhamdulillah sampai sekarang bisa terjalin baik. Meski sih, aku kadang suka
bikin onar ke dia, hehehe.
Namanya
Fiqi Nuraini, biasa dipanggil Fiqi. Dia sosok periang, dan pintar dalam
menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Dia sosok yang aktif. Nggak jauh beda
pada saat aku mengenal lebih dekat dengannya ketika duduk dibangku Madrasah
Aliyah Kelas akhir.
Sewaktu
kelas 2 Aliyah, aku pernah mengejek dia naksir sama teman yang sekelas dengan
kami. Salahsatu kesalahan terbesarku. Sehingga karena kejadian itu, aku dan dia
nggak saling nyapa, tapi aku berusaha minta maaf ke dia. Sering ninggal dia,
padahal udah janjian berangkat bareng. Aku pikir dia akan ninggal aku karena
aku berangkat lebih dari estimasi waktunya. Ternyata dia masih nunggu aku.
Kurang baik apa sih, dia? Aku? Ngeselin!!! -_-
Bahkan
sampai mendekati ujian akhir sekolah, ada banyak kisah kisah menari bersama
dia. Hal itulah yang membuat aku hingga sekarang berteman baik dengan Fiqi.
Meski ada rasa iri atau cembur karena suatu hal, aku pernah merasakannya. Namun
demikian, aku selalu ingat, dia sahabatku, tak pantas aku bersikap seperti itu.
Aku senang kalau dia senang, aku sedih kalau melihatnya sedih. Mungkin itulah
salahsatu pedoman yang aku pegang. Sebisa mungkin menghindari sikap cemburuan,
karena sikap itu udah lama banget tinggal dalam hari-hariku bahkan sampai
sekarang.
Fiqi
adalah figur sekaligus sosok sahabat yang pantang menyerah, ringan tangan,
periang, pintar menyembunyikan perasaannya, dan dia hebat dalam berkomunikasi
dengan teman-teman di sekitarnya. Itu adalah kelebihan yang membuat aku kagum
dengannya. Bahkan aku sedih kalau tidak bisa menjaga rahasia yang dia ceritakan
padaku. Salahsatu pegangan yang juga aku genggam sampai saat ini.
Sahabat sekaligus sosok Sederhana namun Bermakna
Last
but not least,
adalah figur sekaligus sosok sahabat yang aku maksudkan pada judul postingan
ini.
Dia
adalah Almarhumah Faiqotul Munanwaroh. Sosok sahabat yang sesungguhnya kali ya,
hehehe. Allahummaghfirlaha warhamha wa’aafiiha wa’fu’anha. Dia sahabat yang aku
temukan dari duduk di bangku Sekolah Dasar hingga Madrasah Aliyah.
Aku
tahu sikapnya seperti apa, kebiasannya seperti apa ketika di dalam kelas,
karena aku pernah duduk sebangku dengannya. Dia sahabat yang memberiku banyak
pelajaran tentang hal.
Ketika
di dalam rumah, dia rajin membantu kedua orangtuanya, sering sholat malam,
berbahasa jawa halus kepada siapapun yang lebih tua darinya, termasuk dalam
keluarganya. Aku salut dengan almarhumah karena hal itu.
Aku
masih ingat dengan cita-citanya bisa berkuliah di Universitas Indonesia dan
mengambil jurusan Bahasa. Karena aku tahu saat MTS, dia amat suka dengan
pelajaran Bahasa Indonesia. Dan dia juga mahir belajar Bahasa Arab.
Dia
sosok Sederhana namun bermakna, karena aku jauh sekali dengan sikap-sikap yang
almarhumah tonjolkan dalam keluarganya. Dia sosok sahabat yang meski aku nggak
banyak cerita kepadanya tentang duniaku sendiri, dia memberiku kenangan lebih
yang bermakna supaya aku jauh lebih baik lagi, lagi, dan lagi. Dia sosok dengan
kesederhanaannya, namun memiliki kesan yang amat teramat dalam.
Jadi,
kangen mereka, dan mengulang masa-masa itu bersama lagi. Andai ada pintu ajaib
dari Doraemon ya gaes. Hehehe
Mungkin
itulah sedikit postingan aku tentang Sosok yang Sederhana namun Bermakna.
Jangan bosan-bosan baca tulisan ini ya gaes. Jika ada sisi positifnya tolong
diambil hikmahnya, apalagi yang nulis ini. Hehee
Semoga
bermanfaat, dan jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, gaes. Hehehee
~Love
eRHa
Banyaknyaa nama yang disebut...^^
BalasHapusKita jd benci diri sendiri ya, kl ternyata bikin kesel orang. Allohummaghfirlahaa... utk teman yg sdh berpulang.
Aishhh, ada Dinu disebut, kayak kenal, Heheu ^_^