25/07/17

Sosok yang Sederhana namun Bermakna





Bismillaahirrohmaanirrohim...
Halo gaes... jumpa lagi dengan ku, nih. Masih sama dengan blog yang kemarin ya? Maklum, karena blog sebelah yang juga aku handle, belum terisi postingan lagi. Huhuu... parah kan? Nah, karena blog ini lama sekali vacuumnya. Aku mau share  anything di sini selama sepekan ini. Semoga aja kalian nggak bosen main ke sini ya... hehee

Oke gaes, aku sebenarnya tertarik ikut challenge ini pas kebetulan blogwalking di blognya Mbak Dinu Chan, yang kemudian aku tertantang untuk ikutan ngeramaikan event-nya sih. dan memang aku suka dengan tema-tema sepekan ini. Untuk hari Selasa ini, temanya tentang ini, gaes. Simak aja terus ya....

“Ceritakan secuil kisah tentang kebersamaan dengan sahabatmu,
Jika berani sebutlah namanya pada tulisanmu.”

Sebenarnya, kalau ditanya tentang sosok sahabat, aku bingung. Seperti apa kriteria sahabat itu. Tapi, selama ini, aku memiliki dua masa sosok sahabat yang aku temukan. Tapi, sebelumnya, aku mau sebut untuk sosok mereka yang ada dalam membentuk karakter aku sekarang.

Sosok Seorang Sahabat Tak Selamanya Mulus dalam Berkomunikasi


Kali pertama aku memiliki sahabat yang benar-benar sahabat sih, waktu duduk di Madrasah Tsanawiyah, lebih tepatnya di bangku SMP. Mereka adalah Dessy Pradita Novita Sari, Faim Mamik, Yusia Septikasari. Mereka adalah sosok, sekaligus figur yang mana aku bisa merasakan makna sahabat itu untuk pertama kali.

Tiap pribadi mereka memiliki impact masing-masing buatku. Dita dengan segala dunia imajinasinya, Yusia dengan kejutekan namun tetap jenius yang tersembunyi, serta Mamik, pribadi cewek apa adanya yang periang dan penuh canda tawa.

Mereka sosok yang dekat denganku, mereka yang bikin aku jatuh cinta untuk menulis. Karena kami berambisi membuat cerita fantasi yang terinspirasi dari film Narnia sekaligus Harry Potter. Tapi sayangnya, kami belum tuntas menyelesaikan cerita tersebut. Masing-maisng menuliskan kisahnya berdasarkan sikap dan karakter anak. Dan itulah yang membuat aku cukup terkenang sekali dengan sahabatku tersebut.

Pernah suatu hari kami bertengkar hanya karena satu kata, namun bisa memecah belah hubungan kami. Aku dan Yusia yang selalu pulang bareng menaiki sepeda, sedangkan Mamik dan Dita yang searah menaiki angkot. Soal di dalam kelas, Dita duduk dengan aku, Mamik dengan Yusia. Waktu itu, Mamik yang salah paham dengan Dita, sehingga di dalam kelas tidak ada saling sapa satu sama lain. Meski demikian, diluar kelas, aku dan Yusia berusaha meredam amarah mereka, tanpa sepengetahuan  keduanya. Itulah yang kurasakan saat mengenal sahabat seperti Mamik, Yusia, dan Dita. Tapi ya gitu, komunikasinya sampai sekarang nggak lancar. Tapi, ketika meetup, baru heboh.

Sosok Sahabat Periang namun Penuh Tanda Tanya


Ketika aku duduk di bangku Aliyah, aku menemukan partner dalam berkomunikasi. Dan alhamdulillah sampai sekarang bisa terjalin baik. Meski sih, aku kadang suka bikin onar ke dia, hehehe.

Namanya Fiqi Nuraini, biasa dipanggil Fiqi. Dia sosok periang, dan pintar dalam menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Dia sosok yang aktif. Nggak jauh beda pada saat aku mengenal lebih dekat dengannya ketika duduk dibangku Madrasah Aliyah Kelas akhir.

Sewaktu kelas 2 Aliyah, aku pernah mengejek dia naksir sama teman yang sekelas dengan kami. Salahsatu kesalahan terbesarku. Sehingga karena kejadian itu, aku dan dia nggak saling nyapa, tapi aku berusaha minta maaf ke dia. Sering ninggal dia, padahal udah janjian berangkat bareng. Aku pikir dia akan ninggal aku karena aku berangkat lebih dari estimasi waktunya. Ternyata dia masih nunggu aku. Kurang baik apa sih, dia? Aku? Ngeselin!!! -_-

Bahkan sampai mendekati ujian akhir sekolah, ada banyak kisah kisah menari bersama dia. Hal itulah yang membuat aku hingga sekarang berteman baik dengan Fiqi. Meski ada rasa iri atau cembur karena suatu hal, aku pernah merasakannya. Namun demikian, aku selalu ingat, dia sahabatku, tak pantas aku bersikap seperti itu. Aku senang kalau dia senang, aku sedih kalau melihatnya sedih. Mungkin itulah salahsatu pedoman yang aku pegang. Sebisa mungkin menghindari sikap cemburuan, karena sikap itu udah lama banget tinggal dalam hari-hariku bahkan sampai sekarang.

Fiqi adalah figur sekaligus sosok sahabat yang pantang menyerah, ringan tangan, periang, pintar menyembunyikan perasaannya, dan dia hebat dalam berkomunikasi dengan teman-teman di sekitarnya. Itu adalah kelebihan yang membuat aku kagum dengannya. Bahkan aku sedih kalau tidak bisa menjaga rahasia yang dia ceritakan padaku. Salahsatu pegangan yang juga aku genggam sampai saat ini.

Sahabat sekaligus sosok Sederhana namun Bermakna


Last but not least, adalah figur sekaligus sosok sahabat yang aku maksudkan pada judul postingan ini.

Dia adalah Almarhumah Faiqotul Munanwaroh. Sosok sahabat yang sesungguhnya kali ya, hehehe. Allahummaghfirlaha warhamha wa’aafiiha wa’fu’anha. Dia sahabat yang aku temukan dari duduk di bangku Sekolah Dasar hingga Madrasah Aliyah.

Aku tahu sikapnya seperti apa, kebiasannya seperti apa ketika di dalam kelas, karena aku pernah duduk sebangku dengannya. Dia sahabat yang memberiku banyak pelajaran tentang hal.

Ketika di dalam rumah, dia rajin membantu kedua orangtuanya, sering sholat malam, berbahasa jawa halus kepada siapapun yang lebih tua darinya, termasuk dalam keluarganya. Aku salut dengan almarhumah karena hal itu.

Aku masih ingat dengan cita-citanya bisa berkuliah di Universitas Indonesia dan mengambil jurusan Bahasa. Karena aku tahu saat MTS, dia amat suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia. Dan dia juga mahir belajar Bahasa Arab.

Dia sosok Sederhana namun bermakna, karena aku jauh sekali dengan sikap-sikap yang almarhumah tonjolkan dalam keluarganya. Dia sosok sahabat yang meski aku nggak banyak cerita kepadanya tentang duniaku sendiri, dia memberiku kenangan lebih yang bermakna supaya aku jauh lebih baik lagi, lagi, dan lagi. Dia sosok dengan kesederhanaannya, namun memiliki kesan yang amat teramat dalam.

Jadi, kangen mereka, dan mengulang masa-masa itu bersama lagi. Andai ada pintu ajaib dari Doraemon ya gaes. Hehehe

Mungkin itulah sedikit postingan aku tentang Sosok yang Sederhana namun Bermakna. Jangan bosan-bosan baca tulisan ini ya gaes. Jika ada sisi positifnya tolong diambil hikmahnya, apalagi yang nulis ini. Hehee

Semoga bermanfaat, dan jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, gaes. Hehehee

~Love
eRHa

1 komentar:

  1. Banyaknyaa nama yang disebut...^^
    Kita jd benci diri sendiri ya, kl ternyata bikin kesel orang. Allohummaghfirlahaa... utk teman yg sdh berpulang.

    Aishhh, ada Dinu disebut, kayak kenal, Heheu ^_^

    BalasHapus

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian ya
^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...